Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Sejak Kuliah?
Sigit Hermawan
Dosen Fakultas Ekonomi UMSIDA
Alkisah dua orang dipertemukan kembali di situs pertemanan (Facebook)
setelah lebih 15 tahun tidak bertemu. Si A yang ketika kuliah punya
nilai bagus sekarang nampak biasa-biasa saja, tetapi si B yang ketika
kuliah nilainya biasa-biasa saja tetapi sekarang lebih sukses dari si A.
Memang sering dijumpai hal yang seperti ini di masyarakat. Sering kali
pula ketika reuni banyak kejutan-kejutan yang tak terduga terhadap teman
kita, yang dulunya biasa-biasa saja tetapi sekarang sukses, demikian
pula sebaliknya, mengapa demikian? Selain atas berkat rahmat-NYA, juga
karena di kehidupan masyarakat tidak cukup dengan hard skills tetapi
juga harus dipadukan dengan soft skills.
Hasil survey National Association Colleges and Employers (NACE) USA
menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) berada di urutan ke 17
dari sekian faktor yang membuat seorang sarjana menjadi sukses. Lalu
apa urutan pertama dan seterusnya? Urutan pertama sampai lima adalah
kemampuan berkomunikasi, kejujuran, kemampuan bekerja sama, kemampuan
interpersonal, dan etos kerja yang baik. Selebihnya yakni memiliki
motivasi, mampu beradaptasi, kemampuan berorganisasi, kemampuan
memimpin, percaya diri, ramah, sopan, sampai humorispun menjadi kunci
sukses seorang sarjana. Jadi kemampuan hard skills yang ditunjukkan
dengan IPK yang bagus belum cukup untuk membuat seseorang sukses, harus
ditunjang dengan soft skills.
Apa beda hard skills dengan soft skill? Hard skills adalah penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan
dengan bidang ilmunya. Sementara itu, soft skills adalah keterampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan
keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang
mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Lalu mengapa orang
yang memiliki soft skills yang bagus lebih sukses ? Jawabannya karena
dunia kerja menginginkan orang yang tangguh, punya motivasi, pandai
berkomunikasi, dapat bekerjasama, mampu memimpin, punya percaya diri,
dan kemampuan soft skills lainnya.
Menurut Patrick O?brein yang dikutip oleh Putra dan Pratiwi (2005),
membagi soft skills yang penting ke dalam 7 area yang dinamakan Winning
Characteristics, yakni Communication Skills, Organizational Skills,
Leadership, Logic, Effort, Group Skills, Ethics. Atau kalau di
akronimkan menjadi COLLEGE. Kemampuan-kemampuan inilah yang harus
dimiliki oleh seorang lulusan perguruan tinggi untuk sukses. Maka
semenjak mahasiswapun dapat dipersiapkan kemampuan-kemampuan yang
seperti ini. Tidak hanya diperoleh dari perkuliahan saja tetapi juga
dapat diasah melalui keterlibatan aktif di organisasi-organisasi
kemahasiswaan.
Communication skills adalah kemampuan untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan. Kemampuan ini selain dapat diperoleh melalui perkuliahan
juga dapat diasah melalui organisasi. Perkuliahan dengan metode diskusi
adalah sarana yang tepat untuk meningkatkan kemampuan lisan. Sedangkan
tugas dalam bentuk makalah atau paper adalah sarana yang tepat untuk
mengaplikasikan kemampuan menulis. Selain itu dengan mengikuti english
club, atau menjadi wartawan koran kampus juga dapat mengasah aplikasi
communication skills ini.
Organizational skills adalah kemampuan mengorganisasikan. Kemampuan
ini lebih banyak diasah dari keikutsertaan di dalam organisasi walaupun
di perkuliahan juga dapat pula diperoleh kemampuan-kemampuan
mengorganisasikan ini. Tetapi dengan mengikuti organisasi maka seseorang
biasanya akan diserahi tanggung jawab untuk menjadi ketua panitia
sebuah kegiatan, maka hal ini akan mengasah kemampuan untuk
mengorganisasikan suatu kepanitiaan.
Leadership adalah kemampuan memimpin. Selain dapat diperoleh di kelas
dengan menjadi pengurus kelas, leadership ini lebih banyak diasah
dengan mengikuti organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Kemampuan
memimpin ini nantinya di dunia kerja akan menjadi penting karena
seseorang harus dapat memimpin dirinya sendiri untuk dapat bekerja
dengan baik dan juga memimpin kelompok kerja di suatu organisasi atau
perusahaan.
Logic adalah kemampuan untuk berpikir logis terhadap suatu
permasalahan. Kemampuan ini tentunya dapat diperoleh melalui
matakuliah-matakuliah yang mengandalkan penalaran. Kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dengan logis dan terintegrasi. Masalah yang ada di
dunia kerja tidaklah sama dengan masalah-masalah yang ada ada di UTS
atau UAS, tetapi lebih kepada masalah aktual yang ada di area kerja
suatu instansi atau perusahaan. Logic ini memerlukan suatu sikap
bijaksana dalam memecahkan masalah. Keseimbangan antara kerugian dan
kemanfaatan dari suatu pemecahan masalah.
Effort adalah suatu usaha yang pantang menyerah. Kemampuan ini dalam
dunia kerja sangat dibutuhkan. Maka sering dijumpai di iklan lowongan
kerja yang mensyaratkan ?dapat bekerja dalam tekanan? sebagai syarat
utama untuk dapat diterima di perusahaan yang bersangkutan. Di
perkuliahan sering dijumpai dosen yang memberikan tugas yang sangat
banyak dan harus dikumpulkan pada esok harinya. Ini juga sebagai latihan
untuk dapat bekerja dalam tekanan. Di dunia kerjapun sangat jamak dan
sering seseorang karyawan mengalami tekanan yang teramat sangat.
Dikejar-kejar deadline dan target yang semakin meningkat adalah suatu
hal yang lumrah dan biasa, yang kadang membuat seseorang menjadi stress
dan dalam tekanan yang berat. Maka diperlukan jiwa yang matang dan
tingkat kestabilan emosi yang baik.
Group Skills adalah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok. Ini
penting karena semua pekerjaan akan selalu berhubungan dengan orang
lain. Bagaimanapun pintarnya seorang karyawan kalau tidak dapat
bekerjasama dalam tim maka tidaklah bermanfaat banyak. Maka sering
disebutkan di iklan lowongan kerja, ?dapat bekerja dalam kelompok?
adalah syarat utama untuk dapat menjadi karyawan di suatu perusahaan
atau instansi. Ketika kuliah, kemampuan ini juga dapat diasah ketika
bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas. Kemampuan ini
akan lebih terasah apabila aktif dalam suatu organisasi, yang
mengharuskan bekerja
dalam sebuah tim.
Ethics adalah kemampuan untuk belajar membedakan benar atau salah,
lalu melakukan apa yang benar. Ethics atau etika dalam bekerja ini
penting karena menurut sebuah penelitian 87% orang yang kehilangan
pekerjaan atau macet karirnya karena tidak memiliki etika kerja yang
baik. Di dalam dunia usahapun, orang akan enggan atau tidak mau untuk
berbisnis dengan penipu atau orang yang kabarnya adalah penipu. Di
perkuliahan, etika ini ada yang secara tersendiri menjadi matakuliah
yakni etika bisnis, tetapi ada juga yang include atau masuk dalam
berbagai macam matakuliah yang lain seperti Al Islam. Tetapi secara
keseluruhan bahwa perkuliahan yang ada pada prinsipnya juga mengajarkan
etika yang baik, misalnya menghargai pendapat orang lain, disiplin dan
lain-lain.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa sukses dipengaruhi oleh banyak
faktor. Baik hard skills maupun soft skills. Hard skills yang
ditunjukkan dengan IPK yang bagus akan menjadi pembuka jalan karena
biasanya persyaratan yang ada di perusahaan seperti itu. Tetapi untuk
selanjutnya ketika bekerja maka kemampuan soft skills-nya yang akan
berjalan dan menuntun seseorang untuk menuju kesuksesan.
sumber : http://sttbandung.ac.id/artikel/sukses-soft-skills/
- Back to Home »
- KOMUNIKASI »
- soft skill
Posted by : Unknown
Rabu, 01 Oktober 2014
Sukses Dengan Soft Skills
Oleh Admin STTB | Sabtu, 12 April 2014cantik
